Makalah
Hakikat Agama
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Di dalam
hidup bermasyarakat banyak kita mengenal agama. Di Indonesia saja ada 5 agama
yang kita kenal. Agama merupakan hak asasi yang dimiliki oleh diri setiap
individu yang diatur dalam undang- undang yang ada di Negara.
1.2
Rumusan Masalah
Dalam
penyusunan makalah ini penulis mencoba mengidentifikasi beberapa pertanyaan
yang akan dijadikan bahan dalam penyusunan dan penyelesaian makalah.
Diantaranya yaitu :
1.
Apa- apa saja pengertian agama dan unsur- unsure pokoknya
2.
Apa- apa saja klasifikasi agama
3.
Apa- apa itu islam rahmatan lil’alamin
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan makalah ini
selain untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Pendidikan Agama, juga
bertujuan antara lain :
1.
Mengetahui apa pengertian agama dan unsur- unsur pokok yang terdapat di dalam
agama Islam
2.
Mengetahui apa- apa saja klasifikasi agama dan
3.
Mengetahui islam sebagai rahmatan lil’alamin
1.4
Manfaat Penulisan
Makalah ini
bermanfaat agar kita bisa mengetahui apa- apa saja lingkup dalam agama Islam
yang mencakup apa itu pengertian agama, unsur pokok dalam agama, klasifikasi
agama dan agama islam sebagai rahmatan lil’alamin.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip
kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan
kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.
Kata
"agama" berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti
"tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi
yang berasal dari bahasa
Latin religio dan
berakar pada kata
kerja re-ligare
yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan bereligi, seseorang
mengikat dirinya kepada Tuhan.
Sedangkan
kaum agamawan berpendapat bahwa agama diturunkan TUHAN Allah kepada manusia.
Artinya, agama berasal dari Allah. Ia menurunkan agama agar manusia
menyembah-Nya dengan baik dan benar; ada juga yang berpendapat bahwa agama
adalah tindakan manusia untuk menyembah TUHAN Allah yang telah mengasihinya.
Dan masih banyak lagi pandangan tentang agama, misalnya:
1.
Agama ialah [sikon manusia yang] percaya adanya TUHAN, dewa, Ilahi; dan manusia
yang percaya tersebut, menyembah serta berbhakti kepada-Nya, serta melaksanakan
berbagai macam atau bentuk kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut
2.
Agama adalah cara-cara penyembahan yang dilakukan manusia terhadap sesuatu Yang
Dipercayai berkuasa terhadap hidup dan kehidupan serta alam semesta;
cara-cara tersebut bervariasi sesuai dengan sikon hidup dan kehidupan
masyarakat yang menganutnya atau penganutnya
3.
Agama ialah percaya adanya TUHAN Yang Maha Esa dan hukum-hukum-Nya. Hukum-hukum
TUHAN tersebut diwahyukan kepada manusia melalui utusan-utusan-Nya;
utusan-utusan itu adalah orang-orang yang dipilih secara khusus oleh TUHAN
sebagai pembawa agama. Agama dan semua peraturan serta hukum-hukum keagamaan
diturunkan TUHAN [kepada manusia] untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan
akhirat
Jadi, secara
umum, agama adalah upaya manusia untuk mengenal dan menyembah Ilahi [yang
dipercayai dapat memberi keselamatan serta kesejahteraan hidup dan kehidupan
kepada manusia] upaya tersebut dilakukan dengan berbagai ritus [secara pribadi
dan bersama] yang ditujukan kepada Ilahi.
Secara
khusus, agama adalah tanggapan manusia terhadap penyataan TUHAN Allah.
Dalam keterbatasannya, manusia tidak mampu mengenal TUHAN Allah, maka Ia
menyatakan Diri-Nya dengan berbagai cara agar mereka mengenal dan
menyembah-Nya. Jadi, agama datang dari manusia, bukan TUHAN Allah. Makna
yang khusus inilah yang merupakan pemahaman iman Kristen mengenai Agama.
2.2
Pembahasan Masalah
1.
Pengertian Agama
Pengertian
agama islam dapat kita lihat melalui dua aspek yaitu aspek kebahasaan dan
peristilahan. Dari segi kebahasaan islam bersal dari bahasa Arab yaitu dari
kata salima yaitu selamat, sentosa dan damai.
Dari kata
salima selanjutnya dilanjutkan ke kata aslama yang berarti berserah diri masuk
dalam kedamaian. Oleh sebab itu orang yang berserah diri, patuh dan taat kepada
ALLAH adalah orang muslim.
Dari uraian
tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata Islam dari segi kebahasaan
mengandung arti patuh, tunduk, dan taat dan berserah diri kepada ALLAH S.W.T
dalam mencari keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat.
Adapun dari
segi istilah banyak para ahli yang mengatakan salah satunya Prof. Dr. Harun
Nasution. Ia mengatakan bahwa islam menurut istilah ( islam sebagai agama )
adalah agama yang ajaran- ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia
melalui nabi Muhammad S.A.W sebagai rasul. Islam pada hakikatnya mengajarkan
banyak aspek bukan hanya dari satu aspek saja. Sementara Maulana Muhammad Ali
mengatakan bahwa agama islam adalah agama perdamaian dua ajaran pokoknya yaitu
Keesaan ALLAH dan kesatuan dan persatuan umat manusia yang menjadi bukti bahwa
agama islam selaras dengan namanya.
2.
Unsur- unsur dalam agama
Setiap agama
pada dasarnya terdiri dari empat unsur, yaitu:
1.
Ajaran (= teori; konsep) sebagai sisi gaib
2.
Iman sebagai interaksi antara pelaku dan konsep,
3.
Ritus (= upacara) sebagai sistem lambang, dan
4.
Praktik ( = amal) sebagai perwujudan konsep dalam segala segi kehidupan
individu dan masyarakat.
Dalam dïnul-islãm
(‘agama Islam’) keempat unsur itu terungkap melalui Hadis Jibril, yang mencakup
butir-butir di bawah ini.
1.
Ajaran Allah sebagai konsep hidup
Dalam dialog
tentang iman, Rasulullah menegaskan tentang masalah terpenting dari dïnul-islãm,
yaitu adanya interaksi antara seorang mu’min dengan ajaran Allah, yang
disampaikan (diajarkan) melalui malaikat-malaikatNya, dalam bentuk kitab-kitab,
yang diterima rasul-rasulNya, untuk mencapai tujuan akhir (kehidupan yang baik
di dunia dan akhirat), dengan menjadikan ajaran Allah sebagai qadar (ukuran;
standard; teori nilai) baik-buruk menurutNya.
Ajaran Allah
yang dimaksud adalah Al-Qurãn. Al-Qurãn sebagai qadr atau taqdïr
adalah sisi gaib (abstract level) dari dïnul-islãm, yang
merupakan “teori nilai” untuk menentukan baik buruknya segala sesuatu menurut
pandangan Allah.
2. Îmãn
sebagai interaksi
Iman pada
hakikatnya adalah interaksi (aksi timbal balik) antara Allah sebagai pemberi
konsep hidup dengan si mu’min yang menyambut da’wah (ajakan; tawaran)
Allah melalui rasulNya. Selanjutnya, interaksi itu berlangsung intensif
melalui penghayatan si mu’min terhadap Al-Qurãn, sehingga Al-Qurãn menjadi
satu-satunya konsep hidup yang tumbuh subur dalam ‘organ kesadaran’ (al-qalbu)
si mu’min, yang selanjut meledak dan membanjir keluar melalui indra pengucapan
(al-lisãnu), dan akhirnya menjelma menjadi berbagai bentuk tindakan dan
kretifitas (al-‘amalu). Tepat seperti dinyatakan Rasulullah, misalnya
dalam hadis riwayat Ibnu Majah: الإيمان عقد بالفلب و إقرار باللسان و عمل
بالأركان .
3. Ritus
sebagai sistem lambang
Dalam dïnul-islãm
ada sejumlah ritus yang dalam Hadis Jibril disebut dengan nama Al-Islãm
pula, yaitu:
1.
Syahãdah sebagai sumpah setia (bay’ah). Pada masa Rasulullah jelas
bahwa syahadat (syahãdah) adalah sebuah ‘upacara’ (ritus) untuk
menyatakan sumpah setia seseorang terhadap dïnul-islãm, alias untuk
meresmikan rekrutmen seseorang atau sejumlah orang
sebagai
anggota bun-yãnul-islãm (organisasi Islam).
2.
Shalat sebaga sarana pembatinan nilai-nilai Al-Qurãn, sekaligus pembinaan
jama’ah/korp Islam. Orang-orang yang menyatakan diri (bersyahadat) sebagai
anggota organisasi Islam tentu harus memahami dan menghayati konsep
organisasinya, yakni Al-Qurãn. Hal itu dilakukan melalui shalat, yang bacaan
pokoknya adalah surat Al-Fãtihah (ummul-qurãn) ditambah dengan surat-surat
lain yang terus dipelajarinya. Selain itu, melalui shalat jama’ah, mereka juga
belajar untuk membangun sebuah jama’ah atau korp yang rapi dan kompak.
3.
Zakat sebagai sistem ekonomi. Zakat, mulai dari zakat harta sampai zakat
fitrah, pada hakikatnya melambangkan kesediaan setiap mu’min yang mampu untuk
mendanai organisasi dan memperkuat jama’ah. Lebih lanjut, setelah organisasi
menjelma menjadi sebuah sistem yang dipercaya untuk menata kehidupan umat
(jama’ah mu’min plus komunitas-komunitas lain, seperti terlihat pada Piagam
Madinah), maka zakat itu pun dikembangkan menjadi sistem ekonomi masyarakat
secara umum.
4.
Shaum Ramadhan sebagai pembina ketahanan mental dan fisik dalam menerapkan
nilai-nilai Al-Qurãn. Seluruh anggota organisasi jelas membutuhkan
pembinaan mental dan fisik, supaya menjadi anggota-anggota yang militan dan
tangguh. Shaum Ramadhan adalah sarana yang tepat untuk itu.
5.
Haji sebagai sarana pemersatu umat Islam sedunia. Ibadah haji
merupakan ritus yang paling istimewa di antara kelima ritus dalam dïnul-islãm.
Melalui hajilah umat Islam sedunia berkumpul, menjalin persahabatan,
persaudaraan, dan persatuan berdasar kesamaan iman.
4. Praktik
sebagai perwujudan konsep
Dïnul-islãm pada dasarnya adalah agama yang berorientasi pada
praktik (amal). Tapi supaya praktiknya tidak dilakukan sembarangan, Allah
menempatkan rasulNya sebagai tokoh sentral untuk memimpin dan memberikan contoh
penerapan setiap aspek ajaran Islam, mulai dari yang bersifat individu sampai
pada yang bersifat kemasyarakatan. Tegasnya, pribadi Rasulullah adalah contoh
sempurna dari individu mu’min, dan masyarakat yang dibangun beliau bersama
jama’ahnya juga, otomatis, merupakan bentuk masyarakat yang ideal. Sebuah
masyarakat yang mewakili Al-Qurãn sebagai konsepnya.
5.
Ihsãn sebagai sistem kendali
Seperti
ditegaskan Rasulullah dalam Hadis riwayat Muslim, bahwa Allah menentukan al-ihsãn(u)
pada setiap urusan, sampai pada urusan menyembelih hewan, maka bisa
disimpulkan bahwa ihsan adalah sistem kendali (kontrol) atas setiap pelaksanaan
ajaran Allah.
Dengan
demikian, harfiah, ihsan bisa diterjemahkan sebagai “kecermatan, ketelitian,
dan keseksamaan dalam melaksanakan ajaran Allah”.
Bagi kita
sekarang, sikap ihsan harus diterapkan pertama-tama dalam konteks studi ajaran
Allah itu sendiri, yang mencakup musshaf Al-Qurãn, kitab-kitab Hadits, plus
buku-buku sejarah, dan lain-lain yang berkaitan. Studi ini harus mengarah pada “ditemukannya
makna Al-Qurãn yang utuh dan murni”, yaitu suatu makna yang mampu merekonstruksi
pribadi-pribadi (tokoh-tokoh), jama’ah, dan umat yang dulu dibangun Rasulullah
bersama para sahabat beliau. Suatu makna yang pertama-tama, mampu menegaskan
bahwa persatuan para mu’min adalah mutlak wajib, dan perpecahan mereka adalah
mutlak haram.
6.
Sã’ah sebagai peluang da’wah
Harfiah, sã’ah
berarti waktu, tapi waktu di sini bukanlah sembarang waktu. Dalam konteks Nabi
Muhammad pada masanya, sã’ah yang dimaksud adalah waktu yang
dibentangkan Allah sebagai wilayah da’wah hingga mencapai hasil. Tepatnya,
waktu yang dimaksud adalah 13 tahun dalam Periode Makkah, dan 10 tahun dalam
Periode Madinah. Yang pertama (Periode Makkah) merupakan masa perjuangan untuk
memperkenalkan konsep Allah dan membangun jama’ah. Yang kedua (Periode Madinah)
adalah masa pembangunan konsep Allah itu menjadi sebuah sistem pemerintahan.
Tanda-tanda
sã’ah sebagai gambaran tujuan
Melalui
Hadis Jibril kita mendapat gambaran bahwa tujuan penegakan ajaran Allah pada
dasarnya adalah demi mencapai target-target:
1.
Lenyapnya
diskriminasi kelas dan gender, yang merupakan produk feodalisme dan
antek-anteknya, dan
2.
Lenyapnya
kemiskinan struktural, yang merupakan produk kapitalisme dan antek-anteknya.
Feodalisme
dan kapitalisme adalah musuh Al-Qurãn pada masa Rasulullah, dan juga pada masa
sekarang.
3.
Klasifikasi Agama dan Agama Islam
Ditinjau
dari sumbernya, agama dibagi 2 yaitu:
1.
Agama wahyu (revealed religion) disebut juga dengan agama langit
yang artinya agama yang diterima oleh manusia dari Allah Sang Pencipta melalui
malaikat jibril dan disampaikan serta disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat
manusia.
Ciri-cirinya
adalah:
a. Secara
pasti dapat ditentukan lahirnya, dan bukan tumbuh dari masyarakat, melainkan
diturunkan kepada masyarakat.
b. Disampaikan
oleh manusia yang dipilih Allah sebagai utusan-Nya
c. Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia
d. Ajarannya
serba tetap, walaupun tafsirnya dapat berubah sesuai dengan kecerdasan dan
kepekaan manusia
e. Konsep
ketuhanannya monotheisme mutlak (tauhid)
f. Kebenarannya
adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa dan keadaan.
Yang
termasuk dalam kelompok agama wahyu adalah sebagai berikut :
1. Agama
Islam dengan kitab sucinya Alquran yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad
SAW, melalui malaikat Jibril, untuk seluruh manusia dan semesta alam.
2. Agama
Kristen (nasrani) dengan kitab sucinya “Injil” diturunkan Allah kepada Isa AS,
melalui malaikat Jibril kepada untuk Kaum Bani Israil.
3. Agama
Yahudi, dengan kitab sucinya “Taurat” diturunkan kepada nabi Musa AS, melalui
malaikat Jibril untuk kaum Bani Israil.
2. Agama budaya (cultural religion) disebut juga dengan agama
bumi yang artinya bersandar semata-mata kepada ajaran seorang manusia yang
dianggap memiliki pengetahuan tentang kehidupan dalam berbagai aspeknya secara
mendalam.
Ciri-cirinya
adalah:
a.
Tumbuh secara komulatif dalam masyarakat penganutnya
b.
Tidak disampaikan oleh utusan Tuhan (Rasul)
c.
Umumnya tidak memiliki kitab suci
d.
Ajarannya dapat berubah-ubah, sesuai dengan perubahan akal pikiran penganutnya
e.
Konsep ketuhanannya: dinamisme, animisme, politheisme, dan paling tinggi
adalah onotheisme nisbi
f.
Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia,
masa dan keadaan.
Yang
termasuk agama non wahyu yaitu Zoroasterianisme, Konfusionisme, Thaoisme,
Shintoisme, Budhisme.
Perbedaan
ke2 agama ini dikemukakan Al Masdoosi dalam Living Religious of the World
sebagai berikut:
1.
Agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan, sedangkan agama budaya tidak
demikian
2.
Agama wahyu beriman kepada Nabi, sedangkan agama budaya tidak
3.
Agama wahyu sumber utamanya adalah kitab suci yang diwahyukan, sedangkan
agama budaya kitab suci tidak penting
4.
Semua agama wahyu lahir di Timur Tengah, sedangkan agama budaya lahir di luar
itu
5.
Agama wahyu lahir di daerah-daerah yang berada di bawah pengaruh ras simetik
6.
Agama wahyu memberikan arah yang jelas dan lengkap baik spiritual maupun
material, sedangkan agama budaya lebih menitik beratkan aspek spiritual saja.
7.
Ajaran agama wahyu jelas dan tegas, sedangkan agama budaya kabur dan elastis.
4.
Islam rahmatan lil’alamin
Pengertian rahmatan. Kata ‘rahmatan” kata bahas Arab yaitu “rohima” yang
didasarkan menjadi “ rahmatan’ yang artinya kasih sayang.
Pengertian lil’alamin. Kata “Al-alamin” adalah kata bahasa Arab
yaitu “alam” yang dijama’kan menjadi “alamin” yang artinya alam
semesta yang mencakup bumi beserta isinya.
Maka
yang dimaksud dengan islam rahmatan lil’alamin adalah islam yang kehadirannya
ditengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi
manusia maupun alam.
Keadaan Bumi Sebelum Islam
Islam
merupakan agama yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW yaitu pada saat
Rasulullah SAW berumur 14 tahun. Keadaan bumi sebelum masuknya Islam merupakan
keadaan yang amat buruk dan menggenaskan dimana sebagian dari manusia ada
menyembah pohon, batu, patung (berhala), matahari, bulan dan bintang, bahkan
ada yang menyembah sesama manusia yang mana kesemuanya itu adalah ciptaan Allah
SWT. Manusia yang hidup dimasa itu tidak lagi mempunyai rasa kemanusiaan dan
keadilan. Yang kuat akan semakin berdiri tegak dan ditakuti, sedangkan yang
lemah akan semakin tertindas.
Kebiasaan-kebiasaan
manusia pada saat itu tidak lagi mencerminkan manusia yang mempunyai akal
seperti yang telah diberikan Allah SWT untuk berfikir dan merenungkan karunia
dan ni’mat Allah SWT melainkan akal mereka telah ditundukkan oleh hawa nafsu.
Kezaliman terjadi dimana-mana. Bahkan mereka tega untuk mengubur hidup-hidup
anak perempuan yang baru saja dilahirkan oleh ibunya. Karena mereka menganggap
anak perempuan itu adalah aib bagi mereka.
Islam Dibawa
Oleh Nabi Muhammad
Muhammad SAW
lahir di Makkah pada tahun 570 M. Karna ayahnya meninggal sebelum ia
dilahirkan dan ibunya meninggal dalam waktu yang tidak lama setelah ayahnya,
maka ia di besarkan oleh pamannya yang berasal dari suku Quraisy yang
terhormat. la, besar dalam, keadaan buta huruf, tidak dapat membaca dan menulis
sampai ia wafat. Masyarakatnya, sebelum ia mendapatkan risalah
kenabian, adalah masyarakat yang tidak memperdulikan pengetahuan dan kebanyakan
dari mereka, adalah buta huruf. Ketika ia menginjak, dewasa, ia dikenal sebagai
orang yang berkata benar, jujur, dapat dipercaya, dermawan dan berhati mulia.
Dia sangat dapat dipercaya sehingga ia mendapat julukan al-amin (orang yang
dapat dipercaya). Muhammad SAW adalah orang yang taat beragama. Dan ia sangat
membenci kerusakan moral dan penyembahan berhala yang dilakukan masyarakatnya.
Pada umur 40
tahun, Muhammad SAW menerima Wahyu yang pertama, dari Allah SWT dengan
perantaraan, malaikat Jibril. Wahyu-wahyu itu turun selama 23 tahun, dan
kurnpulan wahyu itu disebut Al-Qur'an.
Tidak lama
setelah ia mulai membacakan Al-Qur'an dan menyebarkan kebenaran yang telah di
turunkan Allah SWT kepadanya, ia dan sekelompok kecil sahabat meadapatkan
siksaan dari orang-orang kafir. Karena siksaan itu semakin bertambah hebat maka
pada tahun 622M Allah SWT memerintahkan mereka untuk berhijrah. Dari Makkah ke
kota Madinah yang berjarak 260 mil utara. Yang menjadi tanda di mulainya
permulaan, kalender bagi umat Islam.
Setelah
beberapa tahun, Muhammad SAW dan para sahabatnya dapat kembali ke Makkah,
dimana mereka memberi maaf pada musuh-musuhnya. Sebelum Muhammad SAW wafat pada
umur 63 tahun, sebagian besar orang-orang sememjung Arab telah memeluk
agarna Islam dan pada abad kemangkatannya, Islam telah tersebar ke Spayol
dibagian barat dan timur sampai ke Cina. diantara faktor-faktor yang menjadikan
Islam berkembang dengan cepat dan damai adalah karena kebenaran dan kejelasan.
Islam hanya mengajak beriman kepada Allah SWT Yang Maha Esa Dialah Tuhan Yang
Patut di Sembah.
Islam
Agama Rahmatan Lil’alamin
Hadirnya
Islam di dunia membuat perubahan besar dalam kehidupan manusia, terutama dalam
pengembangan i1mu. pengetahuan. Karma Islam memerintalikan untuk menggunakan
kekuatan intelegasinya dan obsesinya, dalam beberapa tahun penyebaran agama
Islam peradaban dan universitas-universitas berkembang dengan pesat, Serta
pemikiran yang baru dengan yang lama menghasilkan kemajuan dalam bidang medis,
matematika, fisika, astronomi, geografi, arstektur, seni sastra dan sejarah.
Banyak system yang krusial seperti Aljabar, Angka Arab, dan konsep angka nol
(bilangan yang amat dipadukan dalam kemajuan ilmu eksakta) yang disebarkan ke
Eropa pada abad pertengahan berasal dan duma Islam. Peralatan-peralatan yang
canggih memungkinkan orang-orang Eropa melakukan perjalanan untuk penemuan
seperti astrolabe, kuadran, pets navigasi yang " juga dikembangkan oleh
umat Islam. Itulah sebabnya Islam disebut agama yang rahmat dan al'amin karena
Islam hadir ke dunia mambawa karma yang amat berarti bagi manusia bukan saja
umat Muslim tapi seluruh ciptaan Allah SWT di jagad raya termasuk non mislim.
Banyak
sekali sumbangan Islam terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di bumi, beberapa
diantaranya :
Rahmat
adalah karunia yang dalam ajaran agama terbagi dua. Rahmat dalam konteks rahman
dan rahmat dalam konteks rahim. Rahmat dalam konteks rahman adalah bersifat amma
kulla syai’ meliputi segala hal, sehingga orang-orang non Muslim mempunyai
hak kerahmanan. Rahim adalah kerahmatan Allah yang hanya diberikan kepada
orang islam. Jadi rahim itu adalah Khoshshun lil Muslim.
Apabila islam dilakukan secara benar, rahman dan rahim allah akan turun
semuanya.
Dengan
demikian berlaku hukum Sunnatullah. Baik muslim maupun non muslim kalau mereka
melakukan hal-hal yang diperlukan kerahmanan, maka mereka akan mendapatkan
hasilnya. Kendati mereka muslim tetapi mereka tidak melakukan iktiar
kerahmanan, maka mereka tidak akan mendapatkan hasilnya. Dengan kata lain,
karunia rahman itu berlaku hukum kompetitif. Misalnya orang islam tidak
melakukan kegiatan belajar maka tidak bisa dan tidak akan menjadi pintar.
Sementara orang yang melakukan ikhtiar kerahmanan meski dia non muslim mereka
akan mendapatkan pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
3.
1 Kesimpulan
Selama 15
abad-Islam di muka bumi ini, implementasi rahmat bagi semesta alam sudah meluas
hampir ke berbagai belahan dunia. Secara etimologis, Islam berarti damai,
sedangkan rahmatan lil `alamin berarti `kasih sayang bagi semesta alam'. Maka
yang dimaksud dengan Islam Rahmatan lil'alamin adalah Islam yang kehadirannya
di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi
manusia maupun alam.
Rahmatan
lil'alamin adalah istilah qurani dan istilah itu sudah terdapat dalam Alquran,
yaitu sebagaimana firman Allah dalam Surat Al- Anbiya' ayat 107:
Dan tiadalah
kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Ayat
tersebut menegaskan bahwa kalau Islam dilakukan secara benar, dengan sendirinya
akan mendatangkan rahmat untuk orang Islam maupun untuk seluruh alam.
3.2 Saran
Dalam
kehidupan beragama harus ditanamkan sikap saling menghormati dan menghargai
satu sama lain. Karena sesama muslim atau manusia adalah bersaudara. Dan Agama
Islam sangat cinta perdamaian.
By : Berbagai Sumber