PADANG-- Dalam rangka mengembangkan
kreativitas dan meningkatkan soft skill mahasiswa di bidang perfilman, Himpunan
Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMA IKOM) Fisipol Universitas Ekasakti mengadakan
bedah film documenter dengan mengangkat tema “Imajinasi Dalam Karya Film,Sebuah
Proses Eksperimentasi,” Sabtu (12/10), di lantai dua gedung Fisipol Universitas
Ekasakti yang dihadiri 65 mahasiswa dari UNES, STBA Prayoga, UPI YPTK
Padang
Bedah dan diskusi menyola film indie tersebut dibuka Dekan Fisip diwakili Pembantu Dekan II, Syaipul Ardi.S,Sos.M.Hum, sedangkan moderator M.A. Dalmenda Pamuntjak, S.Sos.M.Si notabene dosen Ilmu Komunikasi di Fisipol Unes.
Menurut Syaiful Ardi, kegiatan ini meruapakan terobosan nuansa baru bagi kalangan mahasiswa Fisip jurusan Ilmu Komunikasi dalam kegiatan bedah dan diskusi film dokumenter yang ternyata sangat banyak diminati mahasiswa.
Saiful sampaikan apresiasi yang setingi-tinggi kepada panitia yang telah mengemas kegiatan tersebut. Semoga langkah awal ini akan memberi makna yang lebih berarti bagi aktivitas mahasiswa di Fisip Unes.
Sebagai pamungkas, “Pangana Kubu Dharmasraya” garapan Primaha Genta Sati yang berdurasi 12 menit.
Kisah film tersebut menceritakan kehidupan primitif dari penduduk Darmasraya yang terkenal dengan Kelapa Sawit. Ternyata didaerah tersebut masih ada kehidupan orang kubu seperti halnya Suku Anak Kubu Dalam di Jambi. Garapan Genta yang juga Assisten Sutradara Film Tv Police 86 “Marcel vs Oxel (trans tv) mampu menita keseriusan peserta menontonnya.
Pada sesi tanya jawab banyak peserta tercengang seakan-akan mereka tidak percaya akan beradaan orang kubu khususnya di Sumbar. Karena mengingat Dharmasraya khususnya terkenal dengan kekayaan Kelapa Sawitnya.
Diakui Genta yang jebolan ISI Padang Panjang tersebut bahwa ia butuh waktu yang panjang mulai dari observasi hingga mengekskusi mulai dari rekaman hingga proses editing.
Selanjutnya, pemutaran film oleh David Riady yang berjudul “Everythink Okey” diproduksi Forum Lenteng Jakarta dan “Everything is OK”. Lewat diskusi yang alot, David menjelaskan bahwa arti sebuah film adalah fenomena gagasan atau yang diambil dari pernyataan dari Andre Bazin salah seorang pemerhati film dari Perancis. Didalam film tergabung antara konteks dan teks menjadi sebuah hiburan.
“Film itu adalah ide fikiran yang menghasilkan karya film melaui sebuah proses dan apada akhirnya membutuhkan penonton yang memiliki buah fikiran juga dalam menikmati karya film tersebut,” tegas David menyoal pemahaman tentang film.
Ketua Pelaksana, Melanidi didampingi Arif, menjelaskan acara bedah dan diskusi film dokumenter mengatakan tujuan acara ini untuk mengasah kreatifitas mahasiswa dalam pengembangan film dokumenter dari kejadian sekitar kita. Sisi lain, agar mahasoiswa mengikuti perkembangan teknologi dan informasi.
“Dalam pertemuan ini sangat banyak ilmu perfilman yang didapatkan dan dapat menjadi langkah awal bagi pemula dalam dunia perfilman. Seperti kita tahu di Indonesia industri perfilman sangat berkembang sangat pesat dan sangat menjanjikan bagi penguasa pasar. Kedepannya pasca kegiatan ini hendaknya ada feedbacknya seperti yang disampaikan Genta,” ujar Melani beralasan.
Dilaporkan : Mel / Rocky (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unes)
Bedah dan diskusi menyola film indie tersebut dibuka Dekan Fisip diwakili Pembantu Dekan II, Syaipul Ardi.S,Sos.M.Hum, sedangkan moderator M.A. Dalmenda Pamuntjak, S.Sos.M.Si notabene dosen Ilmu Komunikasi di Fisipol Unes.
Menurut Syaiful Ardi, kegiatan ini meruapakan terobosan nuansa baru bagi kalangan mahasiswa Fisip jurusan Ilmu Komunikasi dalam kegiatan bedah dan diskusi film dokumenter yang ternyata sangat banyak diminati mahasiswa.
Saiful sampaikan apresiasi yang setingi-tinggi kepada panitia yang telah mengemas kegiatan tersebut. Semoga langkah awal ini akan memberi makna yang lebih berarti bagi aktivitas mahasiswa di Fisip Unes.
Sebagai pamungkas, “Pangana Kubu Dharmasraya” garapan Primaha Genta Sati yang berdurasi 12 menit.
Kisah film tersebut menceritakan kehidupan primitif dari penduduk Darmasraya yang terkenal dengan Kelapa Sawit. Ternyata didaerah tersebut masih ada kehidupan orang kubu seperti halnya Suku Anak Kubu Dalam di Jambi. Garapan Genta yang juga Assisten Sutradara Film Tv Police 86 “Marcel vs Oxel (trans tv) mampu menita keseriusan peserta menontonnya.
Pada sesi tanya jawab banyak peserta tercengang seakan-akan mereka tidak percaya akan beradaan orang kubu khususnya di Sumbar. Karena mengingat Dharmasraya khususnya terkenal dengan kekayaan Kelapa Sawitnya.
Diakui Genta yang jebolan ISI Padang Panjang tersebut bahwa ia butuh waktu yang panjang mulai dari observasi hingga mengekskusi mulai dari rekaman hingga proses editing.
Selanjutnya, pemutaran film oleh David Riady yang berjudul “Everythink Okey” diproduksi Forum Lenteng Jakarta dan “Everything is OK”. Lewat diskusi yang alot, David menjelaskan bahwa arti sebuah film adalah fenomena gagasan atau yang diambil dari pernyataan dari Andre Bazin salah seorang pemerhati film dari Perancis. Didalam film tergabung antara konteks dan teks menjadi sebuah hiburan.
“Film itu adalah ide fikiran yang menghasilkan karya film melaui sebuah proses dan apada akhirnya membutuhkan penonton yang memiliki buah fikiran juga dalam menikmati karya film tersebut,” tegas David menyoal pemahaman tentang film.
Ketua Pelaksana, Melanidi didampingi Arif, menjelaskan acara bedah dan diskusi film dokumenter mengatakan tujuan acara ini untuk mengasah kreatifitas mahasiswa dalam pengembangan film dokumenter dari kejadian sekitar kita. Sisi lain, agar mahasoiswa mengikuti perkembangan teknologi dan informasi.
“Dalam pertemuan ini sangat banyak ilmu perfilman yang didapatkan dan dapat menjadi langkah awal bagi pemula dalam dunia perfilman. Seperti kita tahu di Indonesia industri perfilman sangat berkembang sangat pesat dan sangat menjanjikan bagi penguasa pasar. Kedepannya pasca kegiatan ini hendaknya ada feedbacknya seperti yang disampaikan Genta,” ujar Melani beralasan.
Dilaporkan : Mel / Rocky (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unes)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar