Senin, 25 November 2013

PENDAPATAN NASIONAL TERHADAP MAKRO EKONOMI

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL TERHADAP  MAKRO EKONOMI


A.    PENDAPATAN NASIONAL
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya (Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tanggga keluarga (RTK) disuatu negara dari penyerahan factor-faktor produksi dalam suatu periode, biasanya selama satu tahun. Pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk mewujudkan pendapatan nasional.
Berikut adalah beberapa konsep yang berkaitan dengan pendapatan nasional yaitu:
1.    Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.

2.    Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.

3.    Produk Nasional Netto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.

4.    Pendapatan Nasional Netto (NNI)
Pendapatan Nasional Netto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

5.    Pendapatan Perorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).

6.    Pendapatan Disposibel (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
Ada 3 pendekatan untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional sebagai berikut:
1.    Pendekatan produksi atau pendekatan nilai tambah atau value added approach
2.    Pendekatan pendapatan atau income approach atau earning approach
3.    Pendekatan pengeluaran atau expenditure approach


Perhitungan Pendapatan Nasional
Tujuan dan manfaat perhitungan pendapatan nasional sebagai berikut:
1.    Tujuan untuk mempelajari
a.    Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara
b.    Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam satu tahun
c.    Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan yang berjangka

2.    Manfaat mempelajari pendapatan nasional
a.    Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara
b.    Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar propinsi
c.    Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara
d.    Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah

Perhitungan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan beberapa metode sebagai berikut:
1.    Metode Produksi
Pada metode produksi ini pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan nilai produki yang diciptakan oleh tiap-tiap sector ekonomiselama satu periode tertentu. Hal yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value added) yang yang diciptakan oleh tiap sector yang ada pada perekonomian. Untuk mencari GNP diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
             GNP = GDP + Net Factor Payment (Penerimaan Bersih dari LN)

Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentu
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]

Metode ini dilakukan dengan cara perhitungan dan jumlah nilai (nilai = harga dikalikan dengan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan) oleh masyarakat untuk suatu perekonomian atau negara pada periode tertentu. Metode ini mempunyai kelemahan berupa double counting (perhitungan benda) perhitungan benda ini terjadi jika beberapa output dari suatu jenis usaha ditentukan input usaha lain.
Solusi untuk menghindari menghindari double counting adalah dengan dua cara, yaitu : (1) perhitungan metode produksi hanya menghitung nilai akhir saja (final goods), atau (2) menghitung jumlah nilai tambah suatu produk (value added). Nilai akhir suatu barang  merupakan nilai barang yang siap dikonsumsi oleh konsumen akhir. Nilai tambah suatu produk adalah selisih antara nilai suatu barang dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut, termasuk nilai bahan baku yang digunakan.

Perhitungan Pendapatan Nasional Metode Produksi
    Hasil    Nilai akhir    Nilai Tambah
Produsen I    Kapas    225    225
Produsen II    Benang    460    235
Produsen III    Kain    840    380
Produsen IV    Pakaian jadi    1.300    460
    Jumlah Nilai Tambah    1.300
         Sumber: Angka Hipotesis


2.    Metode Pendapatan
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan (rent, wage, interest, profit) yang diterima oleh pemilik factor produksi adalam suatu negara selama satu periode.
Y=r + w + i +p
Melalui metode ini pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan keseluruhan balas jasa (income) yang diperoleh pemilik factor produksi yang ikut / digunakan dalam proses produksi.
Contoh konsep perhitungan pendapatan nasional dengan metode pendekatan pendapatan.
1.      Weages and Salaries (w)                                             ……….
2.      Income of Un Incorporated Enterprice (we)  ……….
3.      Rent ( r )                                                                      ……….
4.      Corporate profit (p)
-          direct taxes                              ……….
-          devidens                                  ……….
-          undistributed profit                 ………. +        ……….
5.      interest (i)                                                                    ………. +
Gross National Income                                   ………..
            GNI  ( Y= w + we + r + p + i )

Metode ini dilakukan dengan cara menjumlahkan semua pendapatan yang diperoleh semua pelaku ekonomi (faktor produksi) dan aktivitas ekonominya dalam suatu masyarakat atau Negara pada periode tertentu. Pendapatan yang diterima oleh pelaku ekonomi antara lain:
a.    Sewa
b.    Upah
c.    Bunga
d.    Keuntungan (kewirausahaan)

Perhitungan Pendapatan Nasional Metode Pendapatan
Penghasilan dari    Nilai
Kompensasi kepada pegawai    2.600
Bunga    1.000
Sewa    230
Laba perusahaan    210
Pendapatan dari kekayaan    66
    Rp4.106
Sumber: Angka Hipotesis


3.    Metode Pengeluaran
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi (RTK, RTP, RTG, RT Luar Negeri) dalam suatu Negara selama satu tahun.
Y = C + I + G + (X – M)
Metode ini dilakukan dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan semua pelaku ekonomi (sektoral). Pengeluaran pelaku ekonomi atau sektor-sektor meliputi:
a.    Sektor rumah tangga
b.    Perusahaan
c.    Pemerintahan
d.    Luar negeri





Perhitungan Pendapatan Nasional Pendekatan Pengeluaran

Jenis Pengeluaran    Nilai
Pengeluaran konsumsi    3500
Investasi    1250
Pengeluaran pemerintah    1000
Ekspor netto (X-M)    50
Pendapatan Nasional    5800
Sumber: Angka Hipotesis

1.    Perhitungan Pendapatan Nasional Juga Dapat Dilakukan Dengan Pendekatan Dua Sector Yaitu:
Perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) dan investasi(I).
Y = C + I
è (C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y = a + I
      1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi(C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab: Y = a + I
                               1 – b
= 20 + 10
   1– 0,75
=  30
  0,25
= 120 milyar rupiah
2.    Perhitungan Pendapatan Nasional Dengan Pendekatan Tiga Sektor yaitu:
Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) dan pembayaran transfer (Tr)
Y = C + I + G
è (C = a + byd)
Y = a + b (y – Tx +Tr) + I + G
Y = a + by – bTx + bTr + I + G
Y – by = a – bTx + bTr + I + G
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G
Y = a – bTx + bTr + I + G
                  1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6 dan pembayaran transfer (Tr) = 5, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab: Y = a – bTx + bTr + I + G
                              1 – b
= 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8
                                         1 – 0,75
 = 149 milyar rupiah
3.    Perhitungan Pendapatan Nasional Dengan Pendekatan Empat Sektor yaitu:
Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) pembayaran transfer (Tr), ekspor (X) dan impor (M).
Y = C + I + G (X – M)
è (C = a + bYd => Yd = Y – Tx + Tr)
Y = a + b (Y – Tx + Tr) + I + G + (X – M)
Y = a + bY – bTx + bTr + I + G + (X– M)
Y – bY = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
                                                  1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6, pembayaran transfer (Tr) = 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab: Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
                                                 1 – b
= 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8 + (4-3)
                                               1 – 0,75
= 153 milyar rupiah
Determinasi Pendapatan Nasional
Teori ini akan memperlihatkan ketergantungan atau keterkaitan antara Pendapatan Nasional (PN) Dan komponen-komponen penentunya yaitu: konsumsi (C), tabungan atau saving (S), dan investasi (I). Adapun arti dari C, S dan I bila dikaitkan dengan pendapatan nasional adalah sebagai berikut:
1.    Konsumsi (C)
Dapat di artikan sebagai bagian dari PN yang dikeluarkan utuk membeli barang-barang konsumsi.
2.    Saving (S)
Bagian dari pendapatan yang ditunda pengeluarannya atau dapat juga dikatakan konsumsi masa yang akan datang.
3.    Investasi (I)
Dapat diartikan sebagai pengeluaran masyarakat (RTP) untuk pembelian barang-barang modal.

B.    EKONOMI MAKRO
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif penggunaan (opportunity cost). Teori ekonomi makro adalah bidang ilmu ekonomi yang mengkaji fenomena perekonomian secara menyeluruh atau luas misalnya inflasi, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi.
Ekonomi makro merupakan pengetahuan ekonomi yang bersifat agregatif dan me-nampilkan teori-teori ekonomi makro yang sangat mendasar. Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional. Dalam ekonomi makro, dikenal adanya masyarakat konsumen, masyarakat produsen, dan pasar agregatif yang terbentuk dari permintaan agregatif dan penawaran agregatif. Selain itu, kita mengenal variable pengeluaran konsumsi nasional yang dilakukan seluruh konsumen, variable pengeluaran investasi nasional, dan juga harga-harga umum atau indeks harga.
Perkembangan ilmu ekonomi makro berawal dari kegagalan ekonomi klasik yang sangat fanatic terhadap konsep mekanisme pasar dalam mengatur perekonomian. Kegagalan tersebut memunculkan pemikiran-pemikiran baru para ahli-ahli ekonomi. Ahli ekonomi dari Keynesian menekankan betapa pentingnya peranan pemerintah. Pemerintah cukup strategis dalam mengendalikan berbagai masalah ekonomi makro, seperti inflasi dan pengangguran serta pertumbuhan ekonomi melalui berbagai kebijakan. Sementara golongan klasik berkeyakinan bahwa mekanisme pasar akan dapat mengatasi segala masalah perekonomian.
Adam Smith, karyanya yang terkenal adalah buku An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (disingkat The Wealth of Nations) adalah buku pertama yang menggambarkan sejarah perkembangan industri dan perdagangan di Eropa serta dasar-dasar perkembangan perdagangan bebas dan kapitalisme. Adam Smith adalah salah satu pelopor sistem ekonomi Kapitalisme. Sistem ekonomi ini muncul pada abad 18 di Eropa Barat dan pada abad 19 mulai terkenal disana.  Adam smith melalui buku The Wealth Of Nation mendorong pemikir ahli-ahli klasik sangat menekan tentang peranan system pasar bebas sebagai pengetur kegiatan ekonomi yang efisien. Ahli-ahli ekonomi klasik berkeyakinan bahwa konsep invisible hand atau bekerjanya mekanisme pasar kekuatan penjual dan pembeli dalam berinteraksi dalam berbagai kegiatan ekonomi dapat menentukan produk apa yang di hasilkan.
Depresi ekonomi yang hebat terjadi pada tahun 1929-1933 melahirkan ekonomi baru asal inggris yaitu John Maynard Keynes (1883-1946) dengan bukunya yang terkenal “General Theory of Employment, Interest and Money” ditulis tahun 1936 menjadi cikal bakal bagi perkembangan “TEORI EKONOMI MAKRO”.
Sesudah Keynes berkembanglah tunas-tunas baru yang tidak sepenuhnya Klasik dan Keynesian, seperti kelompok “Post Keynesian Economists”  dengan tokohnya antara lain John Robinson, Paul Davidson, Sidney Weintraub, kelompok Allan Meltzer, kelompok “Rational Expectations” dengan tokohnya antara lain Robert Lucas, Mark Willes, Robert Barro, dan sebagainya.
Ilmu ekonomi muncul karena adanya tiga kenyataan berikut:
1.    Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas.
2.    Sumber daya tersedia secara terbatas.
3.    Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan.
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.
1.    Ekonomi Mikro
Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.
2.    Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi makro diperhatikan adalah tindakan konsumen secara keseluruhan, kegiatan – kegiatan keseluruhan pengusaha dan perubahan- perubahan keseluruhan kegiatan ekonomi.Variabel-variabel tersebut antara lain: pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Perbedaan Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Dilihat dari    Ekonomi Mikro    Ekonomi Makro
Harga    Harga ialah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja)    Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
Unit analisis    Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual. Contohnya permintaan dan dan penawaran, perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau rugi perusahaan    Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.
Tujuan analisis    Lebih memfokuskan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang tepat.    Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan

Masalah makro ekonomi utama yang akan dihadapi adalah :
1.    Masalah Pertumbuhan ekonomi
2.    Masalah Kestabilan kegiatan ekonomi
3.    Masalah Pengangguran
4.    Masalah kenaikan harga (inflasi)
5.    Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran

Kebijakan Makro Ekonomi
Bentuk – bentuk kebijakan ekonomi yang dapat dijalankan yakni : kebijakan fiscal, kebijakan moneter, dan kebijakan segi penawaran. Kebijakan makroekonomi dilakukan untuk pencapaian tujuan sebagai berikut :
1.    Menstabilkan kegiatan ekonomi
2.    Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi
3.    Menghindari masalah inflasi
4.    Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh
5.    Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing
Permasalahan dan Tujuan Ilmu Ekonomi Makro
Secara garis besar, permasalahan kebijaksanaan makro mencakup dua permasalahan pokok:
1.    Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi. Masalah ini berkaitan dengan bagaimana “menyetir” perekonomian nasional dan bulan ke bulan, dan triwulan ke triwulan atau dan     tahun ke tahun, agar terhindar dan tiga “penyakit makro” utama yaitu:
a.    Inflasi
b.    Pengangguran dan
c.    Ketimpangan dalam neraca pembayaran
d.    Pertumbuhan ekonomi
2.    Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan. Masalah ini adalah mengenai bagaimana kita “menyetir” perekonomian kita agar ada keserasian antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi. Pada asasnya masalahnya juga berkisar pada bagaimana menghindari ketiga penyakit makro di atas, hanya perpektif waktunya adalah lebih panjang (lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan dua puluh lima tahun).

Tujuan Makro Ekonomi, adalah mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi melaui:
1.    Menstabilkan kegiatan ekonomi
2.    Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja (kesempatan kerja) penuh tanpa inflasi
3.    Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh
4.    Menghindari masalah inflasi

Instrument Kebijakan Makro
Untuk mengatasi berbagai masalah ekonomi makro di suatu Negara dapat melalui berbagai kebijakan yaitu :
1.    Kebijakan Fisikal
2.    Kebijakan Moneter
3.    Kebijakan Luar Negeri
Semua kebijakan tersebut bisa dikatakan sebagai kebijakan ekonomi makro.
Kebijakan Fisikal, merupakan kebijakan pemerintah untuk mengubah dan mengendalikan penerimaan dan pengeluaran pemerintah melalui APBN (Anggaran Penerimaan dan Pembelanjaan Negara) dengan maksud untuk mengatasi masalah yang sedang di hadapi. Bentuk kebijakan fisikal dapat dibagi dua yaitu :
1.    Untuk Jangka Pendek
a.    membuat perubahan yang berkaitan dengan pembelanjaan/pengeluaran pemerintah
b.    membuat perubahan yang berkaitan dengan system pajak dan jumlah pajak yang di tetapkan.
2.    Untuk Jangka Panjang
a.    Kebijakan penstabilan otomatik, artinya menjalankan system pajakyang telah ada , missal : system pajak progresif dan proposional
b.    Kebijakan penstabilan otomatik, artinya menjalankan system pajakyang telah ada , missal : system pajak progresif dan proposional

Model Ekonomi Makro
Model ekonomi adalah suatu penyederhanaan dari kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam perekonomian. Penyederhanaan tersebut memperlihatkan hubungan antara variable dan beberapa variable-variabel lainnya, yang digunakan secara vebal, grafis, diagram, dan matematis.
1.    Peluang teknologi
2.    Siklus arus kegiatan ekonomi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar